10 TANKA DALAM 1000 TANKA INDONESIA

10 TANKA DALAM 1000 TANKA INDONESIA

Tanka adalah genre puisi pendek asal Jepang. Secara tradisional dikenal sebagai puisi 31 onji (suku kata). Awal perkembangannya sebagai puisi lisan yang dinyanyikan, tersebar dari mulut ke mulut. Penggunaan nama Tanka tercatat dalam Antologi Man'yoshu pada pertengahan abad 8 M. Tanka atau puisi atau nyanyian pendek, istilah ini digunakan untuk membedakannya dari Choka (puisi panjang). Tanka pada dasarnya adalah bagian dari puisi Jepang (Waka). Pada abad 9 dan 10 M terutama dalam antologi Kokinshu-tanka menjadi bentuk puisi yang dominan di Jepang sehingga sebutan "Waka" menjadi nama standarnya yang paling umum.

Penyair dan kritikus Jepang Masaoka Shiki menghidupkan kembali istilah tanka pada awal abad kedua puluh untuk pernyataannya bahwa Waka harus diperbarui dan dimodernisasi. Tanka adalah genre puisi tua, lebih kurang sejak 1300 tahun yang lalu. Secara tradisional format pola tuangnya adalah 5-7-5-7-7 suara (suku kata ketika diucapkan). Ada masa pola tuang 5-7-5-7-7 itu disebut sebagai puisi kolaboratif "Renga","Haikai", dan terakhir "Renku". Tetap disebut Tanka bila ditulis oleh satu penyair. Sedangkan Renga, Haikai, atau Renku merupakan puisi kolaborasi dua penyair. (Tertulis dalam 1000 Tanka Indonesia).

10 Tanka dalam 1000 Tanka Indonesia

1000 Tanka Indonesia

1000 Tanka Indonesia merupakan antologi bersama 100 penyair se-Indonesia yang tergabung dalam group Newhaiku. Ide ini muncul dari para pengurus group Newhaiku untuk memunculkan variasi karya baru. Tahun 2019 merupakan musim pertama dari lahirnya antologi Tanka, yang sebelumnya didahului oleh Antologi Haiku (sudah empat musim antologi) dan sekarang memasuki musim ke-lima Haiku Indonesia.

Dalam antologi Tanka Indonesia tidak berbeda dengan Antologi Haiku Indonesia, yakni terdiri dari 100 penyair terpilih dengan masing-masing 10 karya sesuai bentuk (baik haiku maupun tanka). Tanka Indonesia musim pertama ini didalangi oleh Tanpopo Anis, Benny Guntarman, Arsyad Indradi, dan Kurniawan Djunaedi yang tergabung dalam Kosa Kata Kita.

Pada kesempatan ini, saya ikut berpatisipasi dalam antologi 1000 Tanka Indonesia, yang dapat saya sajikan sebagai berikut:

(1)
tatapan tajam
siap menerkam kawan
kawanan anjing
saling berebut tulang
tak mengerti etika
#kyouka

(2)
di puncak panen
bulir papdi menguning
batang merunduk
menopang matang bulir
takzim kian berisi

(3)
di ujung batang
bergelayut pelahan
kepompong kecil
ulat hitam bertapa
hingga terlahir kupu

(4)
air mengalir
gemericik mengalun
menyeret langkah
pada pintu maafMu
hingga hati telanjang

(5)
di bawah terang
lampu-lampu jalanan
sebatang rokok
sandar di bebatuan
menunggu hingga padam

(6)
mahkota merah
berayun dalam hujan
sekuntum mawar
menebar wewangian
bayang kenangan silam

(7)
angan si kecil
bungah di masa senja *)
isapan jempol
kenyataan tak indah
meratap pun percuma
*) bungah = bahagia/ senang (bahasa Jawa)

(8)
sayap mengembang
burung pun unjuk aksi
berkompetisi
asal tak saling sikut
untuk terbang meninggi
#kyouka

(9)
kelinci putih
melompat tanpa henti
mengejar mimpi
pada rimbun belukar
daun lusuh temaram

(10)
di peluh malam
satu cangkir sendiri
meratap nasib
tanpa kepulan asap
senyum tak menemani

10 Tanka karya Nur Kholis Huda dalam 1000 Tanka Indonesia

Demikian, silakan menafsirkan sesuai angan pembaca budiman. Bebas. Tanpa ada batasan karena semua hanya ungkapan seketika penulis dalam berbagai keadaan. Sekian, wassalam.

DMCA.com Protection Status

Comments