Surabaya, 23 s.d. 26 Juli 2019
Perlombaan Inobel (Inovasi Pembelajaran) jenjang SD tahun ini memang berbeda. Jika sebelumnya terbagi bidang lomba MIPA, IPSB, dan SORAM, tahun ini terbagi menjadi Tematik, Matematika, dan Inklusi. Iya, memang baru tahun ini bidang lomba berubah.
 |
| Workshop perlombaan inobel 2019 |
Pertarungan Lintas Generasi
Hal menarik dari Inobel tahun ini, selain bidang lomba, juga persaingan yang berat pada semua bidang. Banyak "pemain" lama yang sudah turun gunung. Setelah meraih juara tiga tahun lalu dan rehat sejenak, kini mereka "turun gunung" (lagi).
Pertarungan antara pengalaman (pemain lama) dan pengetahuan segar (guru-guru muda) tak terhindarkan. Sebut saja, Pak Jiman dkk. yang telah menjadi juara di era tahun 2015 misalnya. Kemampuan veteran ini tak diragukan. Asam garam perlombaan banyak melekat pada pemikiran-pemikirannya.
Atau, peserta-peserta yang masih fresh seperti Reza Hadjar yang memiliki ingatan segar akan penelitian dari studi yang ditempuhnya juga tak dapat diremehkan.
Dari ribuan pendaftar dalam seleksi naskah, 180 peserta (60 peserta per bidang) yang berhak berlanjut di babak workshop ini.
Babak selanjutnya akan dipilih 34 peserta per bidang, artinya akan terpilih 104 peserta yang akan melaju di tingkat nasional pada tahun 2019 ini.
Uji Plagiarisme Semakin Ketat
Semakin hari, kemampuan peserta semakin meningkat. Hasil cek plagiarisme dari aplikasi Turnitin panitia menggambarkan kepiawaian peserta dalam menulis naskah. Prosentase plagiarisme nampak semakin indah, dengan angka "hanya" 3% hingga 10% yang membludak.
Meski plagiarisme checker bukan satu-satunya penentu kelolosan, paling tidak hal ini sebagai modal utama para peserta untuk menapak langkah selanjutnya di babak final.
Uji Plagiarisme Semakin Ketat
Semakin hari, kemampuan peserta semakin meningkat. Hasil cek plagiarisme dari aplikasi Turnitin panitia menggambarkan kepiawaian peserta dalam menulis naskah. Prosentase plagiarisme nampak semakin indah, dengan angka "hanya" 3% hingga 10% yang membludak.
Meski plagiarisme checker bukan satu-satunya penentu kelolosan, paling tidak hal ini sebagai modal utama para peserta untuk menapak langkah selanjutnya di babak final.
Perlombaan memang bukan pertarungan, yang artinya kita bukan saling bersaing antar pemain. Kita bersaing melawan diri kita sendiri untuk membuktikan kevalidan dan kelayakan diri kita masing-masing.
Akhirnya, siapapun yang lolos ke final. Mereka adalah orang-orang hebat yang telah berusaha menyumbangkan karya dan berbagi pengalaman dalam setiap sudut-sudut acara.
Selamat berkarya. Semua juara.
Comments
Post a Comment